S. Riyadi · Published 28 November 2020

Teroris Manfaatkan Game Online untuk Sebar Ideologi Radikal

Home > Artikel > News > Teroris Manfaatkan Game Online untuk Sebar Ideologi Radikal

Saat ini kembali santer diberitakan mengenai potensi penyebaran ideologi teroris melalui game online. Hal ini mencuat sejak Gilles de Kerchove, Koordinator Antiterorisme Uni Eropa, mengutarakan pendapatnya. Gilles mengatakan bahwa game online bisa dan sudah digunakan untuk menyebarkan ideologi ekstremis tertentu.

Dalam sebuah wawancara, Gilles de Kerchove mendesak AFP untuk menambah aturan mengenai masalah penyebaran ideologi ekstrim. Gilles mengutarakan bahwa tidak semua sektor game bermasalah. Namun ia mengingatkan agar pemerintah dan masyarakat dapat bersikap lebih waspada.

"Saya bukan mengatakan semua sektor game bermasalah. Ada 2 miliar orang bermain online, dan itu semua sangat bagus," kata de Kerchove orang Belgia yang telah menjabat posisi itu 13 tahun.

Serangan Terorisme Melalui Siber

Serangan Terorisme Melalui Siber

Lebih jauh Gilles menjelaskan bahwa sudah ada contoh yang mengarah pada kebenaran rumor tersebut. Yang mana ada sebuah game yang menuntut pemainnya menembak orang dari bangsa tertentu dalam game-nya. Game tersebut disebut-sebut dibuat oleh kelompok ekstrem kanan yang ada di Jerman. Namun sayangnya ia tidak menyebutkan nama game yang ia curigai tersebut.

Dari contoh tersebut, pria kelahiran Belgia itu berpendapat bahwa melalui game, ideologi tertentu bisa saja disebarkan secara tersirat kepada publik. Selain itu, ada pula beberapa game yang disinyalir mengajarkan cara pencucian uang dan penukaran mata uang game melalui legal tender.

"Anda punya kelompok ekstrem kanan di Jerman yang telah membuat permainan yang untuk menembak orang Arab, atau (George) Soros (miliarder AS kelahiran Hongaria), atau Nyonya (Angela) Merkel untuk migrasi kebijakan, dll. " "Itu bisa jadi cara alternatif untuk menyebar ideologi, terutama yang ekstrem kanan tapi tidak hanya itu, cara mencuci uang... ada mata uang yang dibuat dalam permainan bisa ditukar dengan legal tender," terangnya. "Ini bisa jadi bentuk komunikasi. Ini dienkripsi. Bisa juga cara untuk menguji skenario serangan," lanjutnya.

Konten Bermasalah

Konten Bermasalah

Tidak hanya dalam game, menurut Gilles de Kerchove ia sangat menyayangkan amplifikasi algoritmik yang ada pada platform YouTube dan Facebook. Keduanya dianggap telah memberikan rekomendasi konten-konten bermasalah kepada para penggunanya.

Menurut pendapatnya, hal tersebut sengaja dilakukan oleh raksasa teknologi untuk melihat reaksi serta mempengaruhi emosi para pengguna kedua platform tersebut. Seperti yang sudah nyata terlihat saat ini, isu dan berita-berita yang bersifat sensitif terus direkomendasikan kepada pengguna tidak hanya melalui YouTube dan Facebook, bahkan berbagai aplikasi lainnya juga.

Pendapat Gilles dapat dibenarkan bila kita melihat faktanya saat ini. Hal ini juga yang mendorong Eksekutif Uni Eropa meminta perusahaan-perusahaan raksasa digital agar lebih transparan dalam permasalahan semacam ini.

Privasi dalam Aplikasi Chat

Privasi dalam Aplikasi Chat

Tampak jelas Uni Eropa tengah meningkatkan aturan dan tindakan untuk menghapus segala bentuk penyebaran ideologi teroris, terutama dalam dunia Siber. Pembahasan mengenai proposal untuk meminta penghapusan konten dengan karakter teroris segera dihapus maksimal satu jam sudah dimulai oleh Parlemen Eropa.

Salah satu media yang juga menjadi kekhawatiran Eropa ialah aplikasi pesan online. Penegak hukum di negara-negara Uni Eropa dikabarkan sudah mendesak agar pihak berwenang diperbolehkan membaca pesan WhatsApp yang sudah terenkripsi, dengan membawa surat perintah.

Namun tentu saja hal ini mendapat tentangan dari berbagai pihak dengan alasan privasi dan kemungkinan penyalahgunaan. Kendati demikian, Gilles de Kerchove tetap berusaha meyakinkan bahwa keamanan privasi pengguna akan tetap terjaga.

Hal ini dilakukan juga untuk menjaga keamanan masyarakat secara umum. Tidak hanya Uni Eropa, Amerika Serikat bersama keempat negara aliansinya juga menuntut perusahaan-perusahaan digital memberikan akses terhadap pesan terenkripsi kepada penegak hukum jika dibutuhkan.

Fenomena Penyebaran Ideologi Teroris Melalui Game

Fenomena Penyebaran Ideologi Teroris Melalui Game

Isu penyebaran ideologi tertentu melalui game sebenarnya sudah cukup sering kita dengar. Seperti yang kita tahu, dalam sebuah game online, pemain bebas memilih berbagai karakter yang telah disediakan, salah satunya agen teroris.

Tentu saja pemain akan diberikan ruang bebas untuk memainkan perannya. Hal ini secara tersirat menjelaskan tentang peranan teroris dalam kehidupan nyata. Hal yang demikian ini tentu mengundang banyak respon positif maupun negatif dari masyarakat.

Ada yang setuju bahwa ideologi teroris dari pihak-pihak tertentu dapat dengan mudah disebarkan melalui game online, namun ada juga yang menolak pendapat itu dengan berbagai alasan. Bagi sebagian orang, propaganda tersirat semacam ini tidak akan berpengaruh sama sekali dalam kehidupan.

Namun kalangan usia anak-anak adalah target yang paling rentan tercekoki ideologis. Dampaknya berisiko membuat mereka beranggapan kejadian teroris di kehidupan nyata adalah hal yang biasa, sama seperti di dunia game. Hal inilah yang ditakutkan oleh berbagai pihak.

Perlu diingat, beberapa waktu lalu sempat heboh isu dan dugaan bahwa game online Clash of Clan menyisipkan unsur pemujaan setan di salah satu pojok arena permainan. Bahkan tuduhan-tuduhan negatif juga pernah diterima game online kekinian dengan jumlah peminat hingga puluhan juta orang, PUBG.

Media Lain yang Potensial

Media Lain yang Potensial

Seperti yang diutarakan Gilles de Kerchove, selain game online, ada pula media lain yang berpotensi menyebarkan ideologis-ideologis terorisme. Dengan mudah penyebarannya dapat dilakukan siapapun melalui media aplikasi pesan dan media sosial juga.

Untuk itu, tidak hanya tugas pemerintah dalam melakukan pengawasan terhadap segala tindak terorisme, masyarakat juga harus berperan aktif dalam mencegah penyebaran ideologis negatif dan melaporkannya ke pihak yang berwenang.

Keberadaan game online menjadi angin segar bagi orang-orang yang sedang dirundung kebosanan. Variasi genre yang sudah ada sampai sekarang menyita perhatian masyarakat dari berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak, remaja, sampai dewasa. Targetnya terbilang sangat luas. Sering dikambinghitamkan sebagai media yang tepat untuk promosi, sering terdengar juga di kalangan masyarakat bahwa game online berpotensi sebarkan ideologi teroris tertentu.

Nantikan terus informasi terupdate seputar game, gadget dan anime hanya di Kabar Games. Supaya kamu tidak ketinggalan berita, kamu bisa follow akun Instagram dan Facebook Kabar Games. Kamu juga bisa bergabung bersama kami di dalam Channel Discord Kabar Games. Jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya!


© 2024 PT. Gudang Pelangi Indonesia. All Rights Reserved